Serial Kisah Pramuka : ITA

Serial Kisah Pramuka : ITA

 
ITA

“Ah, alasan saja, kamu.”

Dewi sebenarnya sudah malas menanggapi berbagai alasan yang dikemukakan Ita. Tiap kali diajak latihan pramuka, selalu saja Ita berbicara panjang lebar, yang diakhiri dengan penolakan.

Walaupun berbeda sekolah, Dewi di SMA 9 dan Ita di SMA Abdi Siswa, mereka sebenarnya tergabung dalam Ambalan* Penegak Putri di gugusdepan yang sama. Gugusdepan tempat mereka berlatih kepramukaan memang tidak berpangkalan di sekolah, tetapi di suatu komplek perumahan.

BACA JUGA :
1. Serial Kisah Pramuka : Kak Rapa
2. Serial Kisah Pramuka : Kak Be
3. Serial Kisah Pramuka : Rosi


Di sekolah mereka berdua tidak ada gugusdepan, padahal ketika SMP, keduanya sangat aktif mengikuti kegiatan kepramukaan. Untung, Ketua RW di komplek perumahan tempat mereka tinggal – walaupun dipisahkan oleh taman, rumah Dewi hanya berjarak sekitar seratus meter dari rumah Ita – kemudian membentuk suatu gugusdepan persiapan.

Pak Ketua RW bersama beberapa orang lainnya, lalu mengirimkan pemberitahuan kepada Kwartir Ranting** setempat. Setelah dicek keberadaannya, pihak Kwartir Ranting bahkan kemudian membantu mengirimkan beberapa orang untuk menjadi Pembina Pramuka di gugusdepan itu. Kini, gugusdepan itu dinilai sudah cukup baik, dan sesaat lagi akan dilantik, diresmikan, dan diberi nomor gugusdepan oleh Kwartir Cabang***.

Namun, berbeda dengan Dewi yang selalu aktif hadir dalam latihan mingguan, Ita akhir-akhir ini justru tidak pernah terlihat datang. Sudah beberapa kali Dewi mengajak Ita, tetapi yang diajak selalu saja mengemukakan berbagai alasan. Sampai lama-lama Dewi kesal.

“Pramuka itu pantang putus asa.” Dewi membaca kembali kata-kata bijak yang tertempel pada dinding sanggar gugusdepannya. Dia tersenyum. Walaupun tadinya dia sudah hampir bosan mengajak Ita untuk kembali latihan pramuka, membaca kata-kata bijak itu, mengubah sikapnya. Dewi memutuskan akan mencoba lagi, mengajak Ita untuk kembali berlatih.

“Coba tanyakan juga apa sebenarnya yang membuat Ita enggan berlatih pramuka. Mintalah Ita untuk menjawab secara jujur,” komentar sang ibu, ketika Dewi bercerita tentang keengganan Ita untuk berlatih pramuka kepada ibunya.

Berkali-kali Dewi mencoba membujuk Ita untuk kembali berlatih pramuka, berkali-kali pula bujukannya itu gagal. Sampai tiba-tiba suatu hari, ponsel milik Dewi bordering. Ita menanyakan apakah latihan pramuka di gugusdepan masih tetap setiap Jumat petang? Pemilihan Jumat sebagai hari latihan karena sebagian besar peserta didik maupun Pembina Pramuka di sana, umumnya sudah selesai dengan tugas sehari-hari. Meskipun Sabtu dan Minggu juga hari libur, tetapi banyak yang tak mau berlatih pada Sabtu dan Minggu. Mereka menganggap kedua hari itu adalah hari keluarga, hari untuk menikmati kebersamaan dengan keluarga masing-masing.

Namun, dua minggu terakhir ini, pembina gugusdepan di sana mengganti hari latihan, menjadi Sabtu siang mulai pukul 13.00 sampai 15.00. Kak Indah, pembina gugusdepan itu, ternyata sudah tahu alasan Ita menolak latihan pada Jumat sore.

“Ya, saya sudah tahu, Dewi,” ujar Kak Indah, “Makanya saya mengganti menjadi Sabtu siang, dan ini sudah disetujui oleh sebagian Pembina Pramuka dan orangtua kalian, para peserta didik di sini.”

Kak Indah kemudian menyerahkan selembar kertas kepada Dewi. Surat yang ditulis Ita untuk Kak Indah. Di situ Ita mengutip kata-kata bijak dari Lady Olave Baden-Powell, pemimpin gerakan kepanduan putri yang juga merupakan istri dari Bapak Pandu Sedunia, Lord Baden-Powell. “Remember, it is not what you have but what you give that bring happiness.****”

Bukan hanya itu. Ita juga mengutip kata-kata bijak Lord Baden-Powell, “The real way to gain happiness is to give it to others.*****” Ita ternyata mencoba mewujudkan kata-kata bijak Lord dan Lady Baden-Powell dengan kegiatan bakti masyarakat yang dilakukannya setiap Jumat sore. Setiap minggu pada Jumat sore, Ita mengunjungi panti asuhan yang terletak tak jauh dari komplek perumahan tempatnya tinggal. Di sana, dia mengajak anak-anak panti asuhan untuk bermain dan bahkan Ita yang sejak kecil bercita-cita menjadi seorang pendongeng dan pemain teater, memanfaatkan kebolehannya untuk mendongeng bagi anak-anak di sana. Terkadang dia juga memainkan drama satu babak secara monolog.

Tidak ada yang menyuruhnya, tetapi Ita tergerak ketika suatu saat diajak ibu dan beberapa saudaranya menyumbangkan pakaian dan mainan ke panti asuhan itu. Dia melihat anak-anak di sana begitu gembira kalau ada orang luar datang dan mengajak anak-anak panti asuhan bermain bersama. Mereka merindukan mempunyai keluarga seperti layaknya anak-anak lain.

“Kenapa kamu nggak ngomong terus terang saja, Ta. Ini kan bukan perbuatan yang patut disembunyikan, malah kamu harus bangga berbakti dengan memberi kebahagiaan pada anak-anak panti asuhan,” ujar Dewi ketika mereka bertemu pada latihan pramuka di gugusdepan.

“Saya khawatir dibilang sombong atau cari nama, padahal yang saya lakukan hanya mengajak bermain saja. Semua orang juga bisa kalau hanya mengajak anak-anak panti asuhan bermain,” balas Ita.

“Semua orang bisa, tetapi tidak semua orang melakukannya. Tepatnya, hanya sedikit yang mau melakukannya, dan kamu salah satu dari yang sedikit itu,” tutur Dewi lagi, “Kalau begitu, mulai minggu depan, aku akan ikut denganmu ke panti asuhan. Biar makin banyak orang yang mengajak bermain anak-anak di sana.”


Catatan Kaki:

*Ambalan adalah kelompok besar bagi golongan Pramuka Penegak, yaitu para pramuka yang berusia 16 sampai 20 tahun. Para Pramuka Penegak dikelompokkan sebanyak 6 sampai 8 orang dalam satu Sangga, dan maksimal 4 Sangga digabungkan ke dalam satu Ambalan.

**Kwartir Ranting adalah kepengurusan Gerakan Pramuka di tingkat kecamatan.

***Kwartir Cabang adalah kepengurusan Gerakan Pramuka di tingkat kabupaten atau kotamadya.

**** Remember, it is not what you have but what you give that bring happiness, bisa diterjemahkan secara bebas, Ingatlah, bukan apa yang kamu miliki tetapi apa yang kamu berikan yang mendatangkan kebahagiaan.

***** The real way to gain happiness is to give it to others, bisa diterjemahkan secara bebas, Jalan sebenarnya untuk memperoleh kebahagiaan adalah dengan memberikan (kebahagiaan) itu kepada orang lain. alert-info

tulisan kak berthold/info/button

Post a Comment

أحدث أقدم
close
tunasmandiricorp