Kelompok riset Laboratorium Sistem Sensor dan Telekontrol (SSTK) Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada yang dipimpin oleh Prof. Sunarno, M.Eng, Ph.D. IPU. Sejak 2013, tim mengembangkan penelitian sistem peringatan dini gempa. Sistem EWS didasarkan pada pengukuran konsentrasi gas radon dan gejolak level air tanah [1-3].
Hingga akhir 2022, tim peneliti telah memiliki sembilan stasiun pemantauan jarak jauh di provinsi Sumatera Barat, Banten, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali.
Untuk memperluas jangkauan pengukuran konsentrasi gas radon, tim peneliti Lab SSTK memasang alat pengukur konsentrasi gas radon di Daerah Istimewa Nanggroe Aceh Darussalam (10/2/2023).
Hal ini digunakan untuk memantau aktivitas gas radon di daerah tersebut sebagai salah satu langkah mitigasi gempa bumi.
Alat pengukur ditempatkan di dekat sesar mendatar Sumatera di segmen Banda Aceh.
Tim peneliti tiba di Kantor Kwarda Aceh diterima oleh Kak Pirak Sibayak Ketaren, Kak Fahman Ramdhani, Kak Anwar Yasin, dan Kak Zhafir Fahmi.
Pimpinan rombongan tim peneliti Kak Rony Wijaya menyampaikan bahwa dengan pemasangan EWS gempa bumi baru di Kwarda Kegiatan Pramuka Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) akan meningkatkan akurasi sistem peringatan dini gempa bumi yang meliputi wilayah utara Pulau Sumatra hingga selatan Pulau Jawa, ke timur hingga Flores.
Sementara itu Kak Bambang Pamungkas anggota tim peneliti yang juga Wakil Pusat Pengembangan Jurnalistik dan Sistem Informasi (PUSBANGJUSINFO) Kwarda DIY menyampaikan bahwa tim peneliti sebelumnya juga telah bekerjasama dengan Kwarda Sumatera Barat untuk pemasangan alat yang sama di Kantor Kwarda, sampai hari ini data yang dikirimkan masih lancar.
Juga mengajak anggota Dewan Kerja Daerah (DKD) Aceh yang punya minat di bidang Teknologi Informasi untuk bergabung meneliti lebih lanjut tentang EWS ini.