Kwarcab Sleman Gelar Audiensi Dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sleman Untuk Menyusunan Rute Barata XXXVII Boyong Kaprajan

Kwarcab Sleman Gelar Audiensi Dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sleman Untuk Menyusunan Rute Barata XXXVII Boyong Kaprajan


Bertempat di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sleman pada Senin (7/11) Gerakan Kwarcab Sleman melaksanakan audensi  Kegiatan Barata XXXVII Tahun 2022. Audensi diterima langsung oleh Dra. Sri Wantini (Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sleman) dan Beska, SH. (Sekretaris Dinas).


BACA JUGA : Sosialisasi Pengembaraan Akhir Tahun XXXVII Tahun 2022 Kenalkan Rute Boyong Kaprajan


Rombongan dipimpin Kak Murdiwiyono, M.Pd. (Sekretaris Kwarcab Sleman) beserta Kak Drs. Bambang Joko Gambiro, SH, SE, M.Pd. (Waka Orkum), Ketua DKC Sleman, dan Sangga Kerja Barata Sleman.


Kak Murdi mengungkapkan maksud audensi adalah bersilaturahmi dan menginfokan bahwa pada tahun 2022 ini Barata Sleman kembali hadir mengusung rute perjalanan Boyong Kaprajan Sleman. Sangga kerja memohon dukungan dari Disperpusarsip Sleman dalam hal data-data perpindahan kantor Bupati Sleman selama masa revolusi fisik mempertahankan kemerdekaan Indonesia.


Kak Sri Wantini mengungkapkan bahwa senyampang dengan rencana Barata, pada Mei 2022 lalu Disperpusarsip telah merilis video dokumenter pada Malam Tirakatan Hari Jadi ke-106 Kabupaten Sleman terkait perjalanan Kabupaten Sleman. Gerilya dan perjuangan yang sangat dinamis menyebabkan setidaknya 20-an kali Bupati berpindah kantor. Narasumber anak dan cucu Bupati atau lokasi yang dilalui juga masih hidup, harapannya dengan adanya Barata ini kita lebih mampu mendalaminya.


Terdapat benang merah terkait pengambilan rute Barata dalam kurun waktu 3 tahun pelaksanaan terakhir. Jika tahun 2020 mengambil rute Cagar Budaya sebagai cikal bakal pemerintahan di Sleman, tahun 2021 dengan rute Jejak Manis Bumi Sembada napak Tilas Pabrik Gula di Sleman menggambarkan kondisi Sleman dimasa Hindia Belanda sebagai pusat industri, yang ternyata hingga saat ini sisa-sisa pabrik gula yang dibumi hanguskan pada masa penjajahan Jepang digunakan sebagai kantor pemerintahan kabupaten, balai desa, kantor kapanewon, hingga kompleks sekolah. 


Harapannya dengan telah terajut sejarah tersebut menambah semangat nasionalisme dan patriotisme pemuda di Sleman melalui kegiatan Pramuka di akhir tahun ini. Ungkap Kak Dias.


Pewarta : Deva Aditya - DKC Sleman

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama
close
tunasmandiricorp